Pendidikan budi pekerti seringkali terlupakan dan tidak menjadi perhatian utama orangtua karena alasan pekerjaan atau alasan perceraian. Padahal sikap sopan-santun, tata krama, saling menghormati, saling menghargai, kepedulian dan spritual harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak.
Hal ini bisa menimbulkan problem dikemudian hari, karena anak-anak tidak mendapatkan pembinaan dengan baik di rumah.
karakter dan akhlak adalah dasar yang utama dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, mereka akan saling terhubung dan berkomunikasi.
Apabila tidak memiliki pendidikan budi pekerti dan akhlak yang baik, maka anak tidak memahami sopan-santun yang baik. Hal ini bisa menyebabkan perilaku yang kurang baik di tengah-tengah masyarakat.
Oleh sebab itu, pendidikan budi pekerti haruslah disuarakan lagi. Orang tua harus memberikan perhatian dan pendidikan akhlak dengan baik di rumah. Jika pembinaan dan pendidikan akhlak itu gagal, maka akan sangat mempengaruhi kehidupan anak tersebut dimasa depan.
Pendidikan Budi pekerti
Kenakalan anak-anak di bawah umur karena disebabkan gagalnya pendidikan budi pekerti yang baik di dalam rumah. Orang tua tidak mampu mendidik, membina dan mengarahkan anak-anak tersebut untuk mempraktekkan sikap dan perilau yang baik.
Gagalnya pembentukan budi pekerti disebabkan oleh kuranganya pengetahuan orang tua dalam mendidik anak. Dampaknya, seorang anak tidak mendapatkan teladan dan didikan yang baik. Adakalanya, perceraian juga menjadi penyebab gagalnya pendidikan budi pekerti di rumah.
Melihat akan dampak-dampak yang serius dari gagalnya pendidikan budi pekerti di dalam keluarga, maka perlu adanya antisipasi dan persiapan. Oleh sebab itu, perlu untuk mengingatkan dan menyuarakan kembali pendidikan budi pekerti di dalam keluarga.
Orang tua adalah pendidik pertama
Orang tua adalah guru dan pendidik pertama bagi anak-anaknya. Keadaan ini menimbulkan kedekatan emosional yang tinggi, anak-anak akan sangat bergantung dan meneladani orang tua.
Apabila orang tua memahami keberadaannya sebagai pendidik, maka akan sangat mudah sekali untuk membina, mendidik dan mengajar anak-anaknya.
Hal ini berpotensi dan peluang untuk membentuk karakter dan kebiasaan yang baik kepada anak. Orang tua dengan mudah untuk mengajarkan tentang kejujuran, kepedulian, kasih sayang, sopan-santun, etika dan menghormati orang yang lebih tu.
Selain itu, orang tua dapat memantau dan memerikan perhatian khusus, sehingga jika anak melakukan kesalahan orang tua langsung dapat menasehatinya. Sebagai pendidik, orang tua harus bekerjasama dalam memberikan pembinaan dan teguran.
Pendidikan budi pekerti: memberikan pengawasan dan kepercayaan
Sebagai pendidik pertama, orang tua harus memberikan pengawasan kepada pergaulan anak-anak. Ingatlah bahwa anak-anak masih memiliki rasa ingin tahu tanggi, sehingga selalu membutuhkan pengawasan.
Orang tua harus dengan sabar mendampingi dan menanamkan karakter budi pekerti kepada anak-anak. Jangan marah yang berlebihan, karena anak sedang dalam pertumbuhan fisik dan psikis. Namun berikan semangat dan kepercayaan diri kepada mereka.
Orang tua jangan terlalu proktektif kepada anak, cobalah untuk memberikan kepercayaan kepada meraka dalam hal-hal tertentu. Hal ini untuk menguji apakah seorang anak sudah dapat bertanggung jawab secara mandiri atau belum.
Memberikan pengawasan dan kepercayaan memang harus dimulai sejak dini, supaya anak-anak tumbuh dengan kemandirian dan kepercayaan diri. Karakter, sikap dan perilaku anak sampai menjadi dewasa sangat bergantung kepada didikan orang tua.
Oleh sebab itu, orang tua harus benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah pendidik pertama bagi anak-anak. Orang yang akan pertama kali didengarkan dan diteladani oleh anak-anak, karena mereka adalah orang yang paling dekat.
Kesimpulan
Rusaknya karakter anak-anak di bawah umur bukan disebabkan oleh lingkungan sekitar. Melainkan disebabkan oleh keluarga yang tidak bisa mendidik dan memberikan pengawasan kepada anak.
Orang tua tidak memperhatikan pergaulan dan menanamkan nilai-nilai pekerti sejak dini kepada anak. Akibatnya, mereka tidak memiliki dasar kebenaran untuk menentukan apa yang baik dan apa yang tidak baik.
Pendidikan bukanlah tanggung jawab utama guru di sekolah, mereka hanya meneruskan dan mengembangkan pendidikan dari keluarga. Jika anak tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang baik di rumah, maka karakter dan perilakunya di sekolah tentu akan berbeda.
Membahas mengenai budi pekerti dan norma-norma dalam berperilaku maka sangat menarik sekali. Isu kenakalan anak dibawah umur dan kenakalan remaja sering menjadi pembicaraan publik. Jika anak-anak itu nakal, maka siapa yang salah dan bertanggung jawab?
Pertanyaan ini menjadi refleksi bagi kita semua, sudahkan para orang tua melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai orang tua denga baik? Sudahkan orang tua mendidik dan menanamkan nilai-nilai pekerti dan spiritual kepada anak sejak dini?
Apabila kedua pertanyaan tersebut belum dilakukan, maka orang tua adalah orang yang paling bertanggung jawab terhadap segala bentuk kenakalan anak-anaknya. Semoga saja kedepan orang tua mulai memberikan pendidikan dan perhatian yang khusus kepada anak-anaknya.