Percaya kepada janji Allah di masa-masa yang sulit merupakan ujian untuk menentukan kualitas iman dan kebergantungan seseorang kepada Tuhan. Seringkali kekuatiran membuat seseorang menjadi lemah dan jatuh kepada berbagai pencobaan, sehingga mereka mengambil keputusan dan jalan yang salah.
Banyak orang mengatakan Percaya saja tanpa melakukan sesuatu adalah hal yang bodoh. Ini tidak sepenuhnya benar, karena ada kuasa Tuhan yang bekerja yang mungkin di luar kemampuan dan tindakan kita.
Semua membutuhkan kerja keras dan perjuangan. Namun ketika semua cara telah dilakukan dan tetap gagal maka disaat-saat seperti inilah kita benar-benar bergantung dan percaya kepada kuasa Allah. Disaat seseorang sudah tidak bisa melakukan apa-apa, masih ada kuasa Tuhan yang bekerja secara ajaib.
Percaya kepada janji Allah
Sebagai contoh dalam Alkitab, ada janda di Sarfat yang diberkati oleh Tuhan secara ajaib melalui Nabi Elia. Peristiwa tersebt terjadi ketika Tuhan berfirman kepada Elia untuk pergi ke sarfat ke wilayah Sidon, bahwa Ia akan menyediakan makanan kepadanya melalui seorang janda di Sarfat.
1. Kisah janda di Sarfat (1 Raja-Raja 17:12)
Dalam pembacaan Firman 1 Raja-Raja 17:12 diketahui bahwa janda sarfat itu sangat miskin karena hanya memiliki segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Bahkan janda itu berkata, setelah makan ia dan anak-anaknya akan mati karena sudah tidak ada persediaan makanan lagi.
Ini sangat logis sekali, karena Ia hanya memiliki segengam tepung dan sedikit minyak, janda itu tidak memiliki persediaan makanan sama sekali dan ia tidak memiliki uang.
Meskipun demikian janda itu mendengarkan perkataan Abdi Allah itu (Elia) untuk membuat sepotong roti bundar kecil dan memberikannya kepadanya. Apakah janda sarfat itu percaya kepada janji Allah dan pemeliharaan-Nya?
2. Kisah orang Gerasa yang kerasukan setan
Kisah orang Gerasa yang kerasukan setan dan disebuhkan oleh Tuhan Yesus menjelaskan betapa besar kasih-Nya kepada umat-Nya (Mark. 5:1-20). Orang itu setiap hari berkeliaran di kuburan dan di bukit-bukit, dan tidak ada seorangpu yang bisa menjinakkannya.
Setiap rantai yang digunakan untuk mengikatnya telah diputuskan, sehingga tidak ada yang berani lagi untuk datang dan mengikatnya. Roh jahat itu sangat kuat dan telah menguasai orang gila tersebut. Namun ketika Yesus datang, orang itu berlari dan menyembah kepada-Nya.
Lalu Yesus menyembuhkan orang gerasa yang kerasukan itu, sehingga banyak orang takjud dengan apa yang dlakukan oleh Yesus.
Ada banyak kisah dalam Alkitab yang menceritakan tentang mukjizat-mukjizat yang ajaib terjadi karena iman atau karena kasih anugerah semata sehingga mereka ditolong oleh Allah.
Pada prinsipnya, Tuhan bisa menolong siapapun dengan berbagai cara berdasarkan kemurahan dan kasih karunia-Nya. Namun banyak orang selalu mengalami kekuatiran, kecemasan dan juga ketakutan.
Adakalanya banyak orang yang putus asa, karena menghadapi persoalan yang begitu pelik dan sangat sulit. Dalam masa-masa seperti ini, apakah kita masih bisa percaya kepada janji dan pemeliharaan Allah? Ini menjadi pertanyaan dan juga renungan pribadi bagi semua orang percaya.
3. Respon dalam menghadapi masalah
Janda di sarfat tidak marah ataupun merespon dengan kata-kata yang tidak baik, ia adalah perempuan yang murah hati dan berbagi roti untuk Elia. Memang ini sangat sulit untuk dipercaya, tetapi Alkitab menuliskan kisah ini untuk menjadi pelajaran yang berharga bagi orang-orang percaya saat ini.
Meskipun ia tahu bahwa besok ia akan mati karena tidak memiliki makanan, ia mendengarkan suara Abdi Allah itu. Ada beberapa alasan mengapa perempuan ini melakukannya dengan murah hati.
Dalam 1 Raja-Raja 17:12a terlihat jelas bahwa dia adalah perempuan yang benar dan saleh karena perkataannya yang jujur “Demi Tuhan Allahmu yang hidup.”
Perempuan ini mengenal siapa Elia dan siapa Tuhannya, dan Ia juga percaya bahwa Allah banyak melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib dan besar. Karena ia janda yang murah hati, maka Tuhan memberkati dan memakai dirinya untuk memberi makanan kepada Nabi Elia.
Tuhan mengenal hati dan kehidupan dari janda di sarfat ini, sebab tidak serta-merta Allah memilihnya untuk memberi makanan kepada Elia. Meski di masa-masa yang sulit, ia berkata jujur kepada Elia dengan bersumpah ” Demi Tuhan Allahmu yang hidup.”
Setiap orang memiliki respon yang berbeda-beda ketika menghadapi berbagai persoalan maupun masalah yang sedang dihadapinya. Pada umumnya, kedewasaan iman sangat menentukan sekali dalam memberikan respon terhadap masalah apapun.
Bagaimana jika anda berada pada posisi janda di Sarfat? Apakah anda akan melakukan hal hal yang sama, atau lebih mengutamakan keluarga dan diri sendiri. Dapatkah di masa-masa sulit kita berbagai? Biarlah dengan berbagai persoalan yang ada, kita semakin percaya kepada janji dan pemelihara Allah.
4. Percaya kepada janji Allah: Ada berkat dibalik kesetiaan
Alkitab selalu menuliskan kisah-kisah yang menakjubkan dan juga sangat teologis. Seringkali orang-orang yang setia dan bertahan dalam kesusahan dan penderitaan pada akhirnya diberkati oleh Tuhan.
Kisah janda di Sarfat menjadi contoh kita pada hari ini, bahwa ketika menghadapi masa-masa sulit dan kelaparan ia tetap memiliki murah hati dan baik. Iman seperti ini sangat sulit ditemukan di Israel pada waktu itu.
Dan dalam beberapa pengajaran Tuhan Yesus, iman yang luar biasa justru ditemukan pada orang-orang kecil atau pada orang-orang miskin. Beberapa kali Tuhan Yesus menyebutkan bahwa imanmu menyelamatkanmu.
Setia dalam menghadapi berbagai cobaan dan penderitaan memang tidak mudah, banyak orang yang jatuh ketika mendapat percobaan ini. Namun Alkitab juga memberikan contoh, bahwa ada orang-orang yang tetap setia meski mereka sangat kesulitan dan menderita.
Ayub pernah mengalami penderitaan yang luar biasa, karena kehilangan anak-anaknya dan juga mengalami penyakit. Bandingkan juga dengan Janda di sarfat mendengarkan perintah Abdi Allah meski ia sendiri miskin dan kesusahan.
Dan masih banyak kisah-kisah heroik dari orang-orang yang beriman dan percaya kepada janji Allah di dalam Alkitab. Bagaimana dengan kehidupan kita sekarang ini? Apakah kisah-kisah dalam Alkitab tersebut membuat iman kita bertumbuh atau justru sebaliknya?
Artikel ini mengajak umat Tuhan di manapun dan kapanpun untuk selalu bergantung dan percaya kepada janji dan pemeliharaan Allah.
Ulangan 7:12-16 menjelaskan bahwa jika bangsa Israel setia kepada peraturan-peraturan Allah dan tidak menyimpang, maka mereka akan diberkati secara berlimpah-limpah.
Demikian juga dalam kehidupan orang-orang percaya, Allah akan memberkati umat-Nya apabila mereka hidup dengan setia dan dan menaati segala perintah-perintah-Nya.