Bahagia menjadi orang yang dikasihi Allah sering dinyatakan dalam Alkitab, mereka diberi hikmat, kepandaian serta umur panjang di tangannya. Mazmur dan juga Amzal sering menggambarkan bahwa jalan-jalannya penuh bahagia.
Mereka disebut sebagai anak-anak-Nya dan Allah menjadi Bapa mereka. Apapun yang mereka lakukan dan perbuat akan selalu dibuat berhasil, karena mereka hidup menurut Taurat dan ketetapan-Nya.
Sungguh indah kehidupan orang-orang yang takut dan percaya kepada segala rencana-Nya, Mereka selalu mendapat kasih sayang dan perhatian khusus dari Allah. Tak sedetikpun mereka luput dari perhatian sang Bapa. Sebagaimana bapak-bapak leluhur dan juga Daud hidup menurut hukum-hukum-Nya.
Menjadi orang yang dikasihi Allah
Renungan: Amsal 3:11-17, Bacalah dengan seksama firman Tuhan tersebut.
Firman Tuhan dalam Alkitab selalu memberikan dua pilihan kepada semua orang dalam menentukan jalan hidupnya.
Apakah mereka memilih untuk takut dan menaati hukum-hukum Allah? atau memilih untuk tidak menaati-Nya dan hidup menurut kehendaknya sendiri.
Dalam kehidupan praktis sehari-hari kita juga sering diperhadapkan kepada dua pilihan. Apakah selalu bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan hukum-hukum Allah? Atau memilih jalan hidup menurut kehendak sendiri dan tidak menaati perintah-perintah-Nya.
Dua pilihan ini seringkali membuat seseorang jatuh kepada pelanggaran-pelanggaran hukum Allah. Sehingga mereka melawan dan memberontak kepada-Nya; tetapi orang-orang yang yang selalu taat dan takut kepada-Nya menjadi orang yang spesial. Mereka menjadi orang yang dikasihi Allah.
Oleh sebab itu, renungan firman kali ini memberikan dua opsi pilihan; menjadi orang yang dikasihi Allah atau menjadi orang yang dibenci oleh Allah.
Renungan hari ini memberikan sebuah gambaran kehidupan yang nyata bahwa kedekatan antara Tuhan dengan orang-orang yang dikasihnya itu begitu nyata.
Penting yang akan kita pelajari bersama dari renungan kita hari ini yang terambil dari Kitab Amsal 3: 11-17.
1. Kasih Allah seperti kasih ayah kepada anaknya (ay. 11-12)
Kasih sayang Tuhan ditunjukkan dan dijelaskan di dalam Amsal 3:11-12. Penulis Amsal menjelaskan bahwa kasih sayang Tuhan seperti kasih sayang seorang ayah kepada anak-anaknya. Oleh sebab itu, seorang anak jangan lelah dan jangan bosan dengan didikan Tuhan.
Seorang ayah yang benar-benar mengasihi anaknya tentu menginginkan anaknya tumbuh dewasa menjadi orang yang baik, taat dan menghormati orang tua. Harapan terbesar dari orang tua adalah ingin anaknya menjadi seorang yang berhasil.
Amsal menjelaskan secara detail bahwa maksud Tuhan juga demikian. Allah mendidik anak-anak-Nya supaya ia tumbuh menjadi orang takut kepada-Nya. Ia harus menghormati dan hidup beradasarkan ketetapan dan hukum-hukum-Nya.
Orang-orang yang mengasihi Tuhan dan hidup menurut Taurat-Nya, maka Allah akan menunjukkan kasihnya yang besar itu kepada mereka. Allah akan memberkati dan membuat hidup mereka berhasil.
Allah tidak ingin anak-anaknya jatuh dalam kehidupan yang dosa, sehingga mereka menderita dan mendapatkan hukuman.
Penulis Amsal mengingatkan supaya jemaat Tuhan jangan bosan dengan didikan-Nya. Tujuan didikan itu adalah supaya mereka dewasa dan tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Allah menghendaki mereka hidup dengan menaati hukum-hukum Allah.
2. Didikan Tuhan memberikan hikmat dan kepandaian (ay. 13)
Orang-orang Yang Mendengarkan nasehat dan didikan, akan menjadi orang yang dikasihi Allah. Mereka yang mendengarkan Firman dengan rendah hati dan menghormati hukum-hukum-Nya akan memiliki hikmat dan kepandaian yang lebih.
Karena Amsal juga menjelaskan bahwa permulaan hikmat dan pengetahuan diperoleh dengan takut akan Tuhan.
Oleh karena itu, orang-orang yang memelihara hukum-hukum Tuhan di dalam hatinya dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari akan diberkati dan dibuat berhasil oleh Allah.
Di dalam Perjanjian Lama banyak anak-anak yang masih muda juga menjadi orang yang dikasihi oleh Tuhan dan memiliki hikmat dan kepandaian yang luar biasa; misalnya Yusuf, Daniel, Daud dan juga Salomo.
Orang-orang yang memegang hukum-hukum Allah dalam kehidupannya diberkati dan diangkat oleh Tuhan menjadi orang yang hebat.
Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang benar-benar taat dan hidup menurut taurat-Nya menjadi orang yang dikasihi Allah dan hidupnya dibuat berhasil.
Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini? Apakah kita sudah hidup dengan memelihara hukum-hukum-Nya atau justru hidup kehendak kita sendiri?
3. Berharga di matanya (ay. 14-15)
Amsal lebih lanjut juga menjelaskan bahwa orang-orang yang memiliki hikmat dan pengetahuan dari Allah disebut berbahagia, karena Allah mengasihi dan memberkati mereka.
Amsal menjelaskan bahwa mereka lebih berharga dari permata ataupun emas, dan tidak ada yang menyamai mereka dihadapan Allah. Artinya bahwa orang-orang benar mendapat tempat yang khusus di hadapan Allah.
Oleh sebab itu, di di dalam Perjanjian Lama selalu menjelaskan bahwa orang-orang benar selalu mendapat tempat spesial, karena mereka berharga di hati Tuhan.
Contohnya adalah Henokh yang diangkat ke surga, keluarga Nuh yang diselamatkan, Ayub yang dipuji karena kesetiaannya dan masih banyak contoh yang lainnya.
4. Orang yang dikasihi Allah diberi umur panjang dan jalan-jalannya penuh bahagia (ay. 16-17)
Indahnya menjadi orang yang dikasih Allah adalah umur panjang ada di tangannya dan jalan-jalannya penuh dengan kebahagiaan. Inilah janji Tuhan kepada orang-orang yang setia dan takut kepada-Nya dan yang tidak hidup seperti orang-orang fasik.
Ada berkat-berkat yang ajaib bagi orang-orang yang setia kepada Allah; kehidupan mereka dipenuhi dengan damai sejahtera dan juga Sukacita. Ini adalah berkat yang sesungguhnya; karena berkat bukan hanya berbicara hal-hal yang jasmani; tetapi juga berbicara tentang keadaan yang bahagia.
Mereka taat terhadap Taurat Tuhan akan hidup dengan rasa syukur dan sukacita, mereka selalu bergantung dan percaya kepada Allah. Mereka tidak takut ataupun khawatir karena Allah bersama-sama dengan mereka.
Amsal juga menjelaskan lebih lanjut bahwa orang yang takut akan Tuhan dikatakan demikian: umur panjang dan di tangan kanannya, dan di tangan kirinya kekayaan dan juga kehormatan (ay. 16).
Sebagaimana Ayub orang yang saleh dan benar; karena kesetiaannya Tuhan memberkati dua kali lipat dari sebelumnya.
Demikian juga Amsal menjelaskan bahwa menjadi orang yang dikasihi Allah akan mendapatkan perhatian khusus dan berkat-berkat dari-Nya. Mereka akan menerima hikmat dan kepandaian, berharga di mata-Nya, umur panjang dan jalan-jalan hidupnya penuh dengan kebahagiaan.
Bagaimana dengan kehidupan kita hari ini, apakah kita mau menjadi orang yang jahat dan berbuat dosa? Atau ingin menjadi orang yang dikasihi oleh Allah?
Semoga renungan ini dapat memberkati dan juga mengingatkan kita supaya selalu hidup dan takut kepada-Nya.